Sabtu, 09 November 2019

Tugas Softskill : Pengantar Bisnis Informatika #2


1.     REGULASI DAN PROSEDUR PENDIRIAN PERUSAHAAN

1.1  Bentuk-Bentuk Usaha

A.    Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan jenis kegiatan usaha, modal dan manajemenya ditangani oleh satu orang. Orang yang punya usaha tersebut biasanya menjadi manajer atau direktur sendiri, jadi tanggung jawabnya tidak terbatas. Namun jika untung, tentu untuk diri sendiri.

B.     Koperasi
Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan.

C.    BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )
BUMN merupakan jenis badan usaha dimana seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai yang bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan pegawai negeri.[1]

1.2  Prosedur dan Legalitas Pendirian Usaha

A.    PT (Paseroan Terbatas)
PT atau Perseroan Terbatas adalah Badan Hukum yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi dari pengurus dan pemegang saham perusahaan tersebut. Di dalam PT, Pemilik Modal (Pemegang Saham) tidak harus memimpin perusahaan dengan cara menunjuk orang lain di untuk menjadi Direktur atau Komisaris.[2]
Syarat umum pendirian perseroan terbatas (PT) adalah :
Fotokopi KTP, NPWP & KK para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang
1)     Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah.
2)     Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan.
3)     Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha.
4)     Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung Perkantoran.
5)     Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta.
6)     Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman.
7)     Surat Keterangan Zonasi dari Kelurahan.
8)     Stempel Perusahaan.
Tahapan Pendirian Perseroan Terbatas :
1. Pengecekan Nama
2. Pembuatan Draft Akta
3. Tanda Tangan Akta
4. Pengesahan di Kementrian Hukum dan HAM
5. Pengajuan SKDP Sementara
6. Pengajuan NPWP Perusahaan
7. Pengajuan SKDP Perpanjangan
8. Pengajuan SIUP
9. Pengajuan TDP

B.     CV (COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP)
Persekutuan Komanditer (CV) adalah persekutuan yang didirikan oleh minimal 2 (dua) orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan.
Berikut ini adalah langkah-langkah pendirian CV :
1.      PEMBUATAN AKTA DAN PENDIRIAN CV
Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, dengan menyerahkan :
·        Fotokopi KTP Direktur dan Persero Pasif (Komisaris)
·        Fotokopi NPWP Direktur dan Persero Pasif (Komisaris)
·        Nama CV
·        Penjelasan mengenai bidang usaha
·        Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah

2.      PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan persyaratan :
·        Pengisian formulir pengajuan SKDP
·        Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)
·        Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
·        Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan
·        Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir
·        Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
·        Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam

3.      PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan persyaratan :
·        Pengisian formulir pengajuan SKDP
·        Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)
·        Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
·        Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan
·        Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir
·        Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
·        Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam

4.      PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan persyaratan :
·        Pengisian formulir pengajuan SKDP
·        Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)
·        Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
·        Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan
·        Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir
·        Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
·        Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam

5.      PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan persyaratan :
·        Pengisian formulir pengajuan SKDP
·        Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)
·        Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
·        Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan
·        Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir
·        Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
·        Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam

6.      PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan persyaratan :
·        Pengisian formulir pengajuan SKDP
·        Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)
·        Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
·        Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan
·        Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir
·        Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
·        Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam





2.     SDM DAN ORGANISASI

2.1  Struktur Organisasi
Struktur Organisasi menurut Schermerhorn (1996) adalah sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan saluran komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun kelompok.
Struktur Organisasi dalam sebuah organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk Bagan Struktur Organisasi (Organization Chart) yaitu suatu diagram yang menggambarkan pengaturan posisi pekerjaan dalam Organisasi yang diantaranya juga termasuk garis komunikasi dan wewenangnya.[3]
Macam-Macam Struktur Organisasi :
Struktur Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.



Struktur Organisasi Divisional
Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.


Struktur Organisasi Matriks
Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.


2.2  Deskripsi dan Spesifikasi Tugas
Deskripsi Jabatan atau Job Description adalah uraian yang mencakup pekerjaan dasar suatu jabatan yang termasuk tugas, wewenang, tanggung jawab dan informasi-informasi penting lainnya yang melekat pada jabatan tersebut. Contoh Informasi-informasi dalam deskripsi jabatan tersebut diantaranya seperti nama Jabatan, lingkungan dan lokasi pekerjaan, informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan, tujuan pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan peralatan yang akan digunakan serta bahaya dan risiko yang terlibat didalamnya.
Spesifikasi Jabatan (Job Specification) atau juga dikenal dengan spesifikasi karyawan adalah pernyatan tertulis tentang kualifikasi pendidikan, tingkat pengalaman, kualitas khusus, keterampilan fisik, emosional, teknis dan kemampuan komunikasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang terlibat dalam pekerjaan. Spesifikasi Jabatan ini juga mencakup kesehatan umum, kesehatan mental, kecerdasan, bakat, daya ingat,  keterampilan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, kemampuan emosional, flesibilitas, perilaku, kreativitas, etika dan lain sebagainya.[4]

2.3  Sistem Penggajian
Sistem pengajian adalah mengembangkan sekumpulan prosedur yang memungkin perusahaan untuk menarik, menahan dan memotivasi staf yang diperlukan, serta untuk mengendalikan biaya pembayaran gaji. Karena tidak ada satu pola yang dapat digunakan secara universal maka prosedur ini harus disesuaikan dengan kebijakan gaji tiap-tiap organisasi, dan hendaknya didasar atas kebijakan yang dianggap adil.[5]
Sistem penggajian dan pengupahan adalah jaringan prosedur  yang terdiri dari sebagai berikut:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan mengunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor adninistrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir karyawan ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.
2. Prosedur pencatat waktu kerja
Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatat waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya dan upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan pabrik hadir ke perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja  langsung kepada produk yang diproduksi.
3. Prosedur pembuatan daftar gaji
Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan  mengenai pengankatan karyawan baru, kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan sebelumnya dan daftar hadir.
4. Prosedur distribusi biaya gaji
Dalam prosedur ditribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat  tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksud untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.
5. Prosedur pembayaran gaji
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak. Pembagian amplop dan upah dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan.  (Mulyadi, 2001:385).
3.     ASPEK PEMASARAN

3.1  Spesifikasi Barang/Jasa
Spesifikasi Barang/Jasa adalah berupa rincian-rincian atau uraian-uraian keterangan dari sebuah barang/jasa. Penggolongan berdasarkan kecepatan konsumsi (rate of consumption) dan kekonkritannya (tangibility) :
1.      Barang Tahan Lama : barang konkrit yang dapat digunakan berulang kali.
Contoh : Televisi, Sepatu, dll.

2.      Barang Tidak Tahan Lama : barang konkrit yang hanya dapat digunakan sekali atau beebrapa kali.
Contoh : Sabun, Makanan, dll.

3.      Jasa : kegiatan manfaat atau kepuasan yang dijual.
Contoh : dokter, pangkas rambut, dll.[6]

3.2  Segmentasi Barang/Jasa
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.[7]
Ada empat kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, yaitu:
1.      Terukur (Measurable), artinya segmen pasar tesebut dapat diukur, baik besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.
2.      Terjangkau (Accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai sehingga dapat dilayani secara efektif.
3.      Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani.
4.     Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.

3.3  Analisis Situasi Pasar
Analisa Pasar Pasar hendaknya ditentukan agar konsumen dan pesaing dapat dianalisis secara tepat. Menurut Kotler (2000), syarat adanya pasar adalah harus terdapat orang-orang dengan kebutuhan dan keinginan tertentu dan satu atau lebih produk yang dapat memuaskan kebutuhan ini. Selain itu, para pembeli juga mau dan mampu membeli produk yang memuaskan kebutuhan keinginan mereka. Pasar produk merupakan produk khusus yang dapat memuaskan sejumlah kebutuhan dan keinginan manusia yang mau dan mampu membelinya (Cravens, 2000). Istilah produk menunjukkan produk fisik atau jasa pelayanan. Defenisi ini memadukan manusia atau organisasi dengan kebutuhan dan keinginan yang hampir sama terhadap suatu kategori produk yang dapat memuaskan keinginan tersebut.[8]

3.4  Analisis Persaingan
Persaingan antar merk dapat terjadi pada semua struktur pasar produk. Biasanya perusahaan tidak bersaing langsung dengan semua perusahaan dalam industri. Karenanya harus dilakukan identifikasi perusahaan mana yang merupakan pesaing utama. Pengevaluasian strategi, kekuatan, kelemahan dan rencana para pesaing juga merupakan aspek kunci analisa situasi. Evaluasi ini penting untuk identifikasi pesaing yang sudah ada dan potensial. Hanya beberapa perusahaan dalam industrinya yang menyimpulkan para pesaing utama. Cravens (2000) menyatakan bahwa analisa pesaing meliputi pendefenisian arena persaingan, penganalisisan group strategis, pengambaran dan pengevaluasian tiap pesaing utama. Analisis tersebut harus menunjukan kekuatan dan kelemahan pesaing.[9]

3.5  Strategi Promosi
Strategi Promosi bisa dibagi menjadi dua yaitu strategi promosi jasa dan strategi promosi barang. Keduanya memiliki sifat yang berbeda. Walaupun demikian kedua strategi promosi tersebut bertujuan dalam peningkatan volume penjualan dengan cara menarik perhatian konsumen atau pelanggan khususnya pada penentuan keputusan pembelian.[10]

3.6  Media Promosi Berbasis TI

1.      Membuat website adalah sebuah keharusan di era digital seperti sekarang. Memiliki website ibarat memiliki sebuah toko atau tempat bisnis tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk menyewa dan memikirkan lokasi yang strategis.

2.      Social media merupakan salah satu alat komunikasi dan strategi promosi produk yang perlu dimiliki para pengusaha. Hal ini diperlukan untuk menjembatani antara pelaku bisnis dan pembeli agar terjalin komunikasi dengan mudah, cepat, dan efisien. Survei dari sebuah lembaga bernama Manta menyebutkan bahwa, banyak bisnis berskala kecil dan menengah mendapatkan pengembalian dari investasi yang ditanamkan (ROI) pada social media sebesar 39% pada tahun 2013. Dan tren yang terlihat adalah ROI semakin meningkat, dan penggunaan sosial media sebagai strategi promosi pemasaran oleh pelaku bisnis juga semakin meningkat.[11]




4.     ASPEK KEUANGAN

4.1  Komponen Biaya/Anggaran

1.      Rencana Subtantif (Subtantive Plan)
Rencana subtantif merupakan rencana yang mencerminkan tujuan yang ingin di capai perusahaan (baik jangka panjang dan jangka pendek). Dengan mengambarkan strategi-strategi perusahan, rencana spesifik, dan program organisasi serta komitmen manajemen yang sejalan dengan pencapaian jangka panjang dari tujuan dan perencanaan perusahaan.

2.      Rencana Keuangan (Finansial Plan).
Rencana keuangan merupakan penyajian secara lebih terperinci, yang menerapkan tujuan manajemen, strategi yang di rencanakan, perencanaan dan kebijakan manajemen untuk periode waktu tertentu.[12]


4.2  Estimasi Biaya
Salah satu hal penting dalam pembuatan proposal proyek adalah estimasi dan penganggaran. Penting karena jika estimasi biaya dilakukan dengan dengan kurang hati-hati sehingga menghasilkan perkiraan biaya yang terlalu tinggi, maka akan berakibat perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lain yang menawarkan harga lebih rendah dengan kualitas yang sepadan. Sebaliknya bila estimasi biaya yang dilakukan ternyata terlalu rendah, maka meski menang dalam tender namun dalam pelaksanaannya dapat mengalami kesulitan pendanaan yang dapat berujung pada tidak selesainya proyek dan kehilangan kepercayaan dari mereka yang memberi proyek.[13]

4.3  Penyusunan Anggaran/Investasi Perusahaan

Penentuan Pedoman Anggaran
Pedoman anggaran belanja perusahaan didasarkan pada anggaran belanja selama setahun yang telah dibuat dan dipersiapkan beberapa bulan sebelum anggaran tahun berikutnya. Dalam penyusunan ini, dikenal manajemen puncak sebagai dasar dalam menyusun anggaran belanja. Kegiatan manajemen puncak antara lain:
1.      Penetapan rencana besar perusahaan sebagai dasar penyusunan anggaran belanja perusahaan. Rencana besar ini disusun layaknya tujuan, asumsi, dan juga kebaikan dari anggaran belanja yang dibuat.
2.      Pembentukan panitia untuk menyusun anggaran belanja perusahaan selama periode tertentu.

Persiapan Anggaran
Setelah aktivitas manajemen puncak, perusahaan membutuhkan waktu untuk mempersiapkan anggaran. Dalam hal ini yang melakukan persiapan tidak hanya staf di bagian keuangan saja, melainkan dibutuhkan kerja sama yang solid dari semua divisi supaya penganggaran berjalan sempurna.

Penentuan Anggaran
Langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran belanja perusahaan yang telah dibicarakan dan dipersiapkan sebelumnya oleh banyak pihak di perusahaan. Ada 3 tahapan dalam penentuan anggaran, antara lain:
1.      Masing-masing karyawan dari tiap bidang membicarakan dan merundingkan hasil dari persiapan yang telah dilakukan agar anggaran belanja yang disusun nantinya mampu mengakomodasi kebutuhan tiap-tiap bagian.
2.      Koordinasi dan penelaahan komponen anggaran belanja yang telah disusun.
3.      Pengesahan dan juga pendistribusian anggaran yang merata ke seluruh bagian.
Dalam tahap ini, pihak manajemen perusahaan dan direksi akan melakukan pengesahan setelah melakukan uji kelayakan dan pengkajian dari tiap anggaran belanja perusahaan yang disusun oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang nantinya berkedudukan sebagai pengguna anggaran.[13]
           
Pelaksanaan Anggaran
Tahapan terakhir adalah pelaksanaan anggaran belanja perusahaan. Tahapan ini merupakan langkah terakhir dari penyusunan anggaran yang kemudian akan diputus dalam keputusan tunggal. Masing-masing pengguna anggaran di tiap bagian perusahaan akan mulai melaksanakan anggaran belanja sebagaimana yang telah disepakati dalam anggaran belanja perusahaan. Dalam hal ini tiap manajer akan mengawasi kemudian melaporkannya ke direksi apakah pelaksanaan anggaran sesuai dengan perencanaan yang disepakati sebelumnya atau tidak.[14]

4.4  Penyusunan Cashflow Perusahaan (Inflow & Outflow)
Laporan cash flow atau disebut laporan arus kas adalah laporan keuangan yang isinya tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam sebuah perusahaan pada waktu periode tertentu. Dengan adanya laporan cash flow ini kita akan bisa mengetahui tentang keuangan dari perusahaan apakah sedang untung ataukah rugi.
Untuk bisa membuat laporan cash flow membutuhkan semua catatan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam periode tertentu. Arus kas yang keluar adalah yang termasuk semua beban-beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Di akhir laporan cash flow, manajemen bisa menilai posisi keuangan perusahaan, apakah ada keuntungan atau minus.[15]
Cash inflow merupakan aliran kas yang diakibatkan dari kegiatan transaksi yang menciptakan keuntungan kas. Cash inflow dapat terdiri dari:
1.      Hasil penjualan dari produk maupun jasa perusahaan
2.      Hasil dari penagihan piutang pada penjualan kredit
3.      Hasil penjualan aktiva tetap yang telah ditentukan
4.      Hasil penerimaan investasi dari pemilik maupun saham apabila perseroan terbatas
5.      Hasil pinjaman atau hutang dari pihak lain
6.      Hasil penerimaan pendapatan lain dan sewa
Cash outflow merupakan aliran kas yang terdiri dari berbagai macam transaksi yang dapat mengakibatkan beban pengeluaran kas. Cash outflow dapat terdiri dari:
1.      Hasil pengeluaran biaya tenaga kerja langsung, bahan baku dan biaya perusahaan lainnya
2.      Hasil pengeluaran administrasi penjualan dan administrasi umum
3.      Hasil pembelian dari aktiva tetap
4.      Hasil pembayaran hutang-hutang pada perusahaan
5.      Hasil pembayaran kembali dari investasi si pemilik usaha
6.      Hasil pembayaran sewa, bunga, pajak, deviden dan biaya pengeluaran lainnya.[16]

4.5  Time Value Of Money dan Tingkat Suku Bunga
Nilai Waktu Uang (Time Value of Money) adalah salah satu teori dasar dalam pengelolaan uang. Teori atau Konsep Time Value of Money ini menyatakan bahwa nilai uang yang kita miliki saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai uang dengan jumlah yang sama di masa yang akan datang. Sebagai contoh, harga gula pasir per kilogram di tahun 2011 adalah sekitar Rp. 10.000,-, namun pada tahun 2017 ini harganya telah naik hingga Rp. 14.000,- per kilogram yaitu naik sekitar 40% dari 6 tahun sebelumnya. Pada 6 tahun yang akan datang, harga gula pasir ini kemungkinan besar juga akan naik lebih tinggi dari harganya sekarang. Hal ini menunjukan bahwa nilai uang dapat berubah seiring dengan perkembangan waktu.[17]
Rumus Menghitung Present Value (Nilai Sekarang)
P = Fn / (1+i)n
Keterangan :
Fn = Future Value (Nilai yang akan Datang) pada tahun ke-n
P = Present Value (Nilai Sekarang)
i = Interest (Tingkat suku bunga)
n = Jumlah Tahun

Suku Bunga adalah persentase tertentu yang diperhitungkan dari pokok pinjaman yang harus dibayarkan oleh debitur dalam periode tertentu, dan diterima oleh kreditur sebagai imbal jasa. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman (kreditur) karena telah merelakan debitur (peminjam dana) untuk mendapatkan manfaat dari dana yang dimilikinya, alih-alih menggunakannya untuk tujuan lain.[18]

4.6  Kriteria Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:
Payback Period
Benefit / Cash Ration
Net Present Value
Internal Rat of Return


IRR (Internal Rat of Return)
IRR merupakan suatu nilai petunjuk yang identik dengan seberapa besar suku bunga yang dapat dihasilkan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum (suku bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of Return/MARR).
Cara menghitung IRR dipakai untuk menentukan sebuah investasi dilaksanakan atau tidak, biasanya digunakan acuan kalau investasi tersebut harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return.
Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV=0, atau biasa disebut dengan IRR mengandung makna suku bunga yang dapat diberikan investasi, yang memberikan NPV = 0. Syarat utamanya adalah apabila IRR> suku bunga MARR.
IRR adalah discount rate yang membuat NPV sama dengan nol, namun tidak berhubungan dengan discount 41 rate yang dihitung berdasarkan data di luar proyek sebagai social opportunity cost of capital (SOCC) yang berlaku umum di masyarakat (bunga deposito).[19]
Untuk bisa memperoleh hasil akhir dari IRR kita harus mencari discount rate yang menghasilkan NPV positif, kemudian setelah itu cari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Anda bisa menggunakan rumus IRR dibawah ini :



Keterangan: IRR = Internal Rate of Return
i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+
i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV-
NPV1=Net Present Value bernilai positif
NPV2= Net Present Value bernilai negative

4.7  Pencatatan Keuangan Sederhana
Buku Catatan Pengeluaran
Ketika awal menjalankan usaha, buatlah buku terpisah yang khusus untuk mencatat pengeluaran. Semua pengeluaran atau belanja dalam usaha mulai dari pembelian bahan baku, operasional hingga gaji karyawan harus kontinu Anda catat secara jelas. Dengan mencatat semua pengeluaran usaha, Anda akan mengetahui berapa jumlah modal usaha yang telah Anda keluarkan. Setelah mengetahui berapa modal yang telah dikeluarkan Anda akan lebih mudah untuk menetapkan target dan rencana kapan modal usaha tersebut harus kembali.


Buat Buku Catatan Pemasukan
Setelah memiliki buku kas pengeluaran selanjutnya yang perlu dipersiapkan juga adalah buku kas pemasukan. Buku kas pemasukan ini nantinya akan Anda gunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan. Misalnya jumlah penjualan produk yang berhasil didapatkan perhari maupun piutang yang telah dibayarkan. Pencatatan transaksi pemasukan ini juga harus kontinu dilakukan setiap hari untuk mempermudah Anda dalam melakukan pembuatan pembukuan bulanan perusahaan. Dengan memiliki buku kas pengeluaran dan pemasukan yang tertib dicatat setiap hari Anda akan mengetahui berapa jumlah keuntungan yang diperoleh dalam satu hari.

Buat Buku Kas Utama
Dalam pembukuan keuangan perusahaan membuat buku kas utama adalah salah satu hal yang sangat penting. Buku kas utama ini nantinya akan Anda gunakan untuk menggabungkan transaksi antara buku kas pemasukan dengan buku kas pengeluaran. Dengan menggabungkan transaksi dari dua buku kas tersebut Anda akan mengetahui secara detail dan jelas berapa keuntungan maupun kerugian perusahaan.

Buku Stok Barang
Dalam pembukuan keuangan perusahaan, transaksi yang Anda catat bukan hanya berhubungan dengan uang namun juga barang. Anda juga perlu mencatat secara kontinu jumlah barang yang masuk dan keluar setiap hari. Semakin tinggi tingkat penjualan maka intensitas jumlah barang yang keluar dan masuk juga akan semakin tinggi.

Buku Inventaris Barang
Selanjutnya, Anda juga perlu membuat buku inventaris barang yang digunakan untuk mencatat semua barang-barang perusahaan yang telah dibeli dan diurus. Semua jenis barang yang dimiliki perusahaan baik dibeli melalui anggaran belanja maupun hibah atau sumbangan harus masuk dalam catatan buku inventaris barang. Memiliki catatan inventaris barang akan menjaga setiap aset perusahaan agar tetap terkendali.

Buku Laba Rugi
Buku terakhir yang perlu Anda siapkan untuk membuat pembukuan keuangan secara sederhana adalah buku laba rugi. Buku laba rugi digunakan untuk mencatat pendapatan dan beban perusahaan selama periode tertentu. Dengan melakukan pencatatan tersebut Anda bisa mengetahui apakah perusahaan sedang dalam kondisi memiliki profit (laba) atau justru rugi. Pada perusahaan dengan skala besar, laporan laba rugi juga berfungsi untuk menentukan nilai investasi dan juga memprediksi jumlah arus kasa di masa yang akan datang. Jika Anda baru saja menjalankan usaha buatlah buku laba rugi yang rapi namun tetap mudah untuk dipahami. Karena jika terlalu berantakan justru akan menyusahkan Anda dikemudian hari untuk membaca dan menganalisanya.[20]
DAFTAR PUSTAKA

[8]          Cravens, W.David, 2000, Pemasaran Strategis, Erlangga, Jakarta
[9]          Tripomo, Tedjo, 2005, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar