Grab (sebelumnya dikenal sebagai GrabTaxi) adalah sebuah perusahaan asal Malaysia yang melayani aplikasi penyedia transportasi dan tersedia di enam negara di Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina. Grab memiliki visi untuk merevolusi industri pertaksian di Asia Tenggara, sehingga dapat memberikan keamanan serta kenyamanan bagi pengguna kendaraan seantero Asia Tenggara. Hingga bulan Maret 2015, jumlah pengguna Grab mencapai 3,8 juta pengguna. Grab tersedia untuk sistem operasi Android, iOS, dan BlackBerry.
Di Indonesia, Grab melayani pemesanan kendaraan seperti ojek, mobil, dan taksi serta pengiriman barang, pembelian makanan, dan penyewaan mobil. Saat ini Grab tersedia di 63 kota di seluruh Indonesia.
Cloud Computing Pada Grab
"Teknologi cloud computing memungkinkan perusahaan beralih dari sistem capital expense ke variable expense, sehingga tidak ada pengeluaran atau investasi di muka. Cloud juga memungkinkan perusahaan menurunkan pengeluaran variabel, bahkan jauh lebih rendah jika mereka melakukannya sendiri," ujar Smith disela acara pengenalan teknologi cloud di kantor AWS Singapura.
Menurut Smith, AWS hadir seperti halnya sistem listrik berlangganan yang ada saat ini. Setiap layanan AWS hanya dibayar berdasarkan jumlah pemakaian dan bisa dimatikan sewaktu-waktu oleh Anda jika tidak lagi ingin digunakan.
Keuntungan menggunakan layanan tersebut adalah perusahaan tidak perlu melakukan investasi besar terhadap infrastruktur IT yang harganya sangat mahal. Cukup dengan berlangganan layanan AWS, bahkan sistem dapat digunakan dalam waktu yang sangat cepat.
Hal serupa juga disampaikan oleh Managing Director, AWS SEA, Nick Walton. Dalam presentasinya di acara AWS Summit 2017, Walton mengumbar alasan mengapa banyak perusahaan yang beralih menggunakan teknologi cloud. Salah satu alasan yang paling sering diutarakan oleh perusahaan adalah fleksibilitas. Hal tersebut membuat perusahaan dapat tumbuh dengan sangat cepat.
Sistem komputasi lama juga tidak terjangkau dan membutuhkan tenaga ahli untuk mengoperasikannya. Hal tersebut membuat biaya yang harus dibayar perusahaan semakin besar.
Grab adalah salah satu contoh kasus yang dibawakan oleh AWS kali ini. Perusahaan transportasi yang juga memiliki sayap di Indonesia tersebut bisa berkembang pesat berkat pemanfaatan teknologi cloud.
Menurut Vice President of Engineering, Grab, Arul Kumaravel, teknologi cloud membantunya untuk melakukan komputasi besar dan menganalisa data dalam jumlah banyak sekaligus tanpa mengharuskannya membangun sebuah infrastruktur khusus.
"Kami bermula sebagai perusahaan kecil dengan tim operasional kurang dari 10 orang. Dengan demikian, kami tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengelola infrastruktur sendiri," ujar Kumaravel dalam presentasinya di AWS Summit 2017.
Cloud juga memungkinkan perusahaan tidak perlu memperkirakan kapasitas layanan yang dimilikinya karena bisa terus menyesuaikan. Hal tersebutlah yang menurut Kumaravel bisa membuat pengguna Grab dapat menikmati layanan dengan lancar meski pertumbuhan penggunanya mencapat 200 kali lipat dalam waktu 4 tahun.
Grab sendiri menggunakan layanan AWS untuk berbagai hal, salah satunya adalah pengelolaan big data secara real time. Dengan menggunakan AWS, sistem Grab bisa memantau aktivitas penggunanya sekaligus memberikan saran jalur yang bisa digunakan oleh driver agar bisa tiba lebih cepat.
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar