Jumat, 24 Maret 2017

Kamis, 23 Maret 2017

Tugas Softskill 1 Semester 2

  
                                           TUGAS MAKALAH
        Orientasi Nilai Budaya Dan Budaya Manusia Indonesia





                                   







Disusun Oleh :

Nama : Wibowo Bayu Aji

Kelas : 1IA20

NPM : 57416618





                                  UNIVERSITAS GUNADARMA
                                                2017




























KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas limpahan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Orientasi Nilai Budaya dan Budaya Manusia Indonesia adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini,

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.





                                                                                               Hormat Kami,





                                                                                                  Penyusun













DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................. i

Kata Pengantar..................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................... iii



BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................1



BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manusia…………………...…………………….……2

2.2 Pengertian Kebudayaan…………………..…………..3

2.3 Unsur-unsur Kebudayaan………………….......,…….5

2.4 Wujud Kebudayaan…………………………….....….7

2.5 Orientasi Nilai Budaya……………………,,…..…….9

2.6 Hubungan Manusia dan Budaya………………….….11



BAB III PENUTUP…………………………....……………13

3.1 Kesimpulan.................……………………...……..…….13



DAFTAR PUSTAKA……………………………………….14








BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya. Sedangkan Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidupSelain itu manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka lakukan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia di dalam kehidupannya.






BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manusia

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.


- Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:


1. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.

2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.

3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.

4. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).



- Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:


1. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.

2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.

3. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).







2.2 Pengertian Kebudayaan

        Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.

Kebudayaan, cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.

Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :

1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Sedangkan Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.





2.3 Unsur-unsur Kebudayaan

Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.

1. Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.

4. Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.

6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.

7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.





2.4 Wujud Kebudayaan

Selain unsur kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.

Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan member jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu system, disebut system budaya atau culture system, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.

Wujud kedua adalah yang disebut system social, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem social ini bersifat konkrit sehingga bias diobservasi, difoto dan didokumentir.

Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bias diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lainnya.







2.5 Orientasi Nilai Budaya

Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.

Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,

Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah:

(1) masalah hakekat hidup,

(2) hakekat kerja atau karya manusia,

(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,

(4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan

(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.



Masalah pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan segala tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.


Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.


Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.


Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.


Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian.










2.6 Hubungan Manusia dan Budaya


          Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?



           Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan


            kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Dart sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :



1.Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.



Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.








BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.











 DAFTAR PUSTAKA


http://beniazhari.blogspot.com/2010/12/pengertian-perubahan-kebudayaan-adalah.html

http://irma-elita.blogspot.com/2013/03/perubahan-kebudayaan.html

http://adityo93.blogspot.com/2012/06/kaitan-manusia-dan-kebudayaan.html

 http://jimmyprianto.blogspot.com/2014/01/pengertian-kebudayaan.html

 http://hakkajiten.wordpress.com/index/ilmu-budaya-dasar/kepribadian-bangsa-timur/

 http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-hakikat-manusia-dan_17.html

 http://nie07independent.wordpress.com/hakikat-manusia/

 http://aliseptiansyah.wordpress.com/2013/01/24/manusia-dan-kebudayaan/

 http://vanillabluse.blogspot.com/2014/05/makalah-manusia-dan-kebudayaan.html

http://aras-rizki.blogspot.com/2012/03/pengertian-tentang-manusia-dan.html

Selasa, 21 Maret 2017

PASCAL 2

program bayu;
{$APPTYPE CONSOLE}
uses
  SysUtils;
var
a,b,c,d,e,t1,t2,t3,t4,t5,ts,dc:real;
ja,jb,jc,jd,je,ko:integer;
begin
write('masukan jumlah kue A : '); readln(ja);
write('masukan jumlah kue B : '); readln(jb);
write('masukan jumlah kue C : '); readln(jc);
write('masukan jumlah kue D : '); readln(jd);
write('masukan jumlah kue E : '); readln(je);
a:=7500;
b:=9500;
c:=12500;
d:=12000;
e:=55000;
ko:=ja+jb+jc+jd+je;
t2:=jd*d;
t1:=jc*c;
t3:=je*e;
t4:=ja*a;
t5:=jb*b;
if(ja>=20)then
begin
dc:=(ja*a)*0.07;
t4:=t4-dc;
end;
if(jb>=20)then
begin
dc:=(jb*b)*0.07;
t5:=t5-dc;
end;
if(jc>=40)then
begin
dc:=(jc*c)*0.1;
t1:=t1-dc;
end;
if(jd>=40)then
begin
dc:=(jd*d)*0.1;
t2:=t2-dc;
end;
ts:=t1+t2+t3+t4+t5;
if(ko>100)then
begin
dc:=ts*0.15;
ts:=ts-dc;
end;
write('Total Harga : ',ts:1:0);
readln;
  { TODO -oUser -cConsole Main : Insert code here }
end.

LA AP2B 2

print "Selamat Datang"
tanya="Y"
password=raw_input("Masukan Password : ")
if password=="1IA20":
            print "Welcome !!!\n"
            while tanya=="Y" or tanya=="y":
                        print "=====Menu====="
                        print "1. Faktorial"
                        print "2. Nilai IPK"
                        print "3. Luas Segitiga"
                        print "4. Exit\n"
                       
                        pil=input("Masukan Pilihan Anda : ")
                        if pil==1:
                                    print "\nProgram Faktorial\n"
                                    z=1
                                    x = input("Masukan Sembarang Angka : ")
                                   
                                    for i in range(x,0,-1):
                                                if i<2:
                                                            print i,"=",
                                                else:
                                                            print i,"x",
                                                z = z*i
                                    print z
                        elif pil==2:
                                    print "\nPerhitungan Nilai IPK\n"
                                    uts=input("Masukan Nilai UTS : ")
                                    uas=input("Masukan Nilai UAS : ")
                                    score=(0.3*uas)+(0.7*uts)
                                    if score >= 90:
                                                print('Nilai Anda A')
                                    elif score >= 80:
                                                print('Nilai Anda B')
                                    elif score >= 70:
                                                print('Nilai Anda C')
                                    elif score >= 60:
                                                print('Nilai Anda D')
                                    else:
                                                print('Anda Tidak Lulus')
                        elif pil==3:
                                    print "\nProgram Luas Segitiga\n"
                                    alas=input("Masukan Panjang Alas : ")
                                    tinggi=input("Masukan Tinggi Segitiga : ")
                                    luas=alas*tinggi*0.5
                                    print "Info Segitiga : "
                                    print "Alas = ",alas
                                    print "Tinggi = ",tinggi
                                    print "Luas = ",luas
                        elif pil==4:
                                    print "Terimakasih"
                                    break
                        else:
                                    print "Pilihan Tidak Ada"
                                    print "Silahkan Coba Lagi\n"
                       
                        tanya=raw_input("Ulang ? [Y/N]")

Kamis, 16 Maret 2017

LA AP2A 1

unit PunyaBayu;
interface
uses
  Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
  Dialogs, StdCtrls;
type
  TForm1 = class(TForm)
    Edit1: TEdit;
    Edit2: TEdit;
    Edit3: TEdit;
    Edit4: TEdit;
    Label1: TLabel;
    Label2: TLabel;
    Label3: TLabel;
    Label4: TLabel;
    Button1: TButton;
    Button2: TButton;
    Button3: TButton;
    Edit5: TEdit;
    Edit6: TEdit;
    Label5: TLabel;
    Label6: TLabel;
    Button4: TButton;
    Label7: TLabel;
    procedure Button1Click(Sender: TObject);
    procedure Button2Click(Sender: TObject);
    procedure Button3Click(Sender: TObject);
    procedure Button4Click(Sender: TObject);
  private
    { Private declarations }
  public
    { Public declarations }
  end;
var
  Form1: TForm1;
  jm, hg, tb, by, km : real;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
jm := strtofloat(Edit2.Text);
hg := strtofloat(Edit3.Text);
tb := (jm*hg);
Edit4.Text := floattostr(tb);
end;
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
begin
Edit1.Clear;
Edit2.Clear;
Edit3.Clear;
Edit4.Clear;
Edit5.Clear;
Edit6.Clear;
end;
procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
begin
close;
end;
procedure TForm1.Button4Click(Sender: TObject);
begin
by := strtofloat(Edit5.Text);
km := (by-tb);
Edit6.Text := floattostr (km);
end;
end.

LA AP2B 1

nama=raw_input("nama pegawai : ")
jabat=raw_input("menjabat sebagai : ")
gp=input("gaji pokok : ")
ta=input("tahun awal kerja :")
hk=input("habis kontrak :")
jjk=input("jumlah jam kerja :")
jhk=input("jumlah hari kerja :")
ja=input("jumlah anak :")
anak=ja*25000
a=jjk+7
b=(a*gp*jhk)+anak
c=b*12
tgd=c*(hk-ta)
print '========================='
print 'nama :',nama
print 'jabatan :',jabat
print 'mulai kerja :',ta
print 'akhir kerja :',hk
print 'jam kerja :','7 s/d',a
print 'gaji pokok :',gp
print 'gaji perbulan :',b
print 'gaji per-tahun :',c
print 'total gaji diterima adalah :',tgd